Suku Bali adalah masyarakat yang mendiami pulau Bali yang merupakan sebuah provinsi (Provinsi Bali). Pulau yang dikenal sebaga Pulau Dewata ini berada di timur Pulau Jawa. Dahulu kala ada sebua kerajaan yang menguasai seluruh pulau ini dan mengembangkan Kebudayaan Hndu yang melekat hngga sekarang
a. Sistem Kepercayaan/Religi Suku Bali
a. Sistem Kepercayaan/Religi Suku Bali
Masyarakat Bali sebagian besar menganut agama Hindu- Bali.
Mereka percaya adanya satu Tuhan dengan konsep Trimurti yang terdiri atas tiga
wujud, yaitu:
- Brahmana : menciptakan;
- Wisnu : yang memelihara;
- Siwa : yang merusak.
Selain itu hal-hal yang mereka anggap penting adalah sebagai
berikut.
- Atman : roh yang abadi.
- Karmapala : buah dari setiap perbuatan.
- Purnabawa : kelahiran kembali jiwa.
Tempat ibadah agama Hindu disebut pura. Pura memiliki sifat
berbeda, sebagai berikut:
- Pura Besakih: sifatnya umum untuk semua golongan.
- Pura Desa (kayangan tiga): khusus untuk kelompok sosial
setempat.
- Sanggah: khusus untuk leluhur.
Gambar
1. Pura Besakih merupakan salah satu pura di Bali. Pura ini selain untuk
tempat ibadah, juga dijadikan tempat pariwisata.
|
Di Bali terdapat beribu-ribu pura dan sanggah. Masing-masing
pura dan sanggah memiliki tanggal perayaan yang berbeda-beda, yaitu sebagai
berikut.
1) Tanggalan Hindu–Bali
Tanggalan Hindu–Bali terdiri atas 12 bulan yang lamanya 355
hari. Sistem perhitungan dengan sistem Hindu disebut Syuklapaksa. Tahun baru
Saka (Nyepi) jatuh pada tanggal satu bulan kesepuluh.
2) Tanggalan Jawa–Bali
Tanggalan Jawa–Bali terdiri atas 30 wuku. Tiap wuku terdiri
atas tujuh hari. Perayaan yang didasarkan atas perhitungan penanggalan
Jawa-Bali misalnya hari raya Galungan dan Kuningan. Selain itu juga digunakan
untuk upacara-upacara sebagai berikut.
a) Manusia yadnya, adalah upacara siklus hidup masa
anak-anak sampai dewasa.
b) Dewa yadnya, adalah upacara pada kuil-kuil umum dan
keluarga.
c) Resi yadnya, adalah upacara pentahbisan pendeta
(mediksa).
d) Buta yadnya, adalah upacara untuk kala dan buta yaitu
roh-roh penunggu.
b. Sistem
Kekerabatan Suku Bali
Dulu perkawinan di Bali ditentukan oleh kasta. Wanita dari kasta tinggi tidak boleh kawin dengan laki-laki kasta rendah, tetapi sekarang hal itu tidak berlaku lagi. Perkawinan yang dianggap pantang adalah perkawinan saudara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri (mak dengan ngad). Hal itu akan menimbulkan bencana (panes).
Cara memperoleh istri berdasarkan adat ada dua, yaitu:
- memadik, ngindih: dengan cara meminang keluarga gadis;
- mrangkat, ngrorod: dengan cara melarikan seorang gadis.
c. Sistem
Politik Suku Bali
Desa-desa di Bali dibuat berdasarkan kesatuan tempat. Desa-desa di daerah pegunungan mempunyai pola perkampungan memusat (banjar) yang dikepalai oleh khan boncor (khong). Selain itu di Bali juga dikenal kuil desa yang disebut kayangan tiga. Kesatuan organisasi lain yaitu subak dan seka. Subak merupakan organisasi irigasi yang mempunyai kepala sendiri. Seka merupakan suatu organisasi yang bergerak dalam lapangan kehidupan khusus. Seka berfungsi menyelenggarakan upacara-upacara desa seperti: seka baris, seka truna, dan seka gong.
d. Sistem
Ekonomi Suku Bali
Sebagian besar masyarakat Bali memiliki mata pencaharian sebagai petani. Selain padi, pertanian yang lain yaitu palawija, kopi, dan kelapa. Peternakan di Bali juga maju, yaitu ternak babi dan sapi. Selain itu juga dikembangkan peternakan kambing, kerbau, dan kuda.
- Perikanan: dikembangkan perikanan darat dan laut,
perikanan laut terdapat di pinggir pantai. Para nelayan menggunakan
jangkung (perahu penangkap ikan) untuk mencari ikan tongkol, udang, dan
cumi-cumi.
- Di Bali juga banyak terdapat industri kerajinan,
kerajinan yang dibuat meliputi: benda-benda anyaman, kain tenun, pabrik
rokok, dan tekstil. Selain itu juga banyak perusahaan yang menjual jasa,
seperti biro perjalanan, hotel, rumah makan, taksi, dan toko kesenian.
Tempat usaha terbesar terdapat di Gianyar, Denpasar, dan Tabanan.
e. Sistem
Kesenian Suku Bali
1) Seni Bangunan
Seni bangunan nampak pada bangunan candi yang banyak
terdapat di Bali, seperti Gapura Candi Bentar.
2) Seni Tari
Tari tradisional Bali antara lain tari sanghyang, tari
barong, tari kecak, dan tari gambuh. Tari modern antara lain tari tenun, tari
nelayan, tari legong, dan tari janger.
Gambar
2. Rahwana dalam tarian kecak epos Ramayana menculik Sita dengan berubah
wujud menjadi seorang kakek tua. (Foto : detik.com)
|
3) Pakaian daerah
Pakaian daerah Bali sangat bervariasi, meskipun
bentuknya hampir sama. Masing-masing daerah memiliki ciri khas simbolik dan
ornamen yang didasarkan kepada kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur
penggunanya. Status sosial dari seseorang juga dapat diketahui berdasarkan
corakbusana dan ornamen perhiasan yang dipakai
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
a. Udeng (ikat kepala)
b. Kain kampuh
c. Umpal (selendang pengikat)
d. Kain wastra (kemben)
e. Sabuk
f. Keris
g. Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas dan alas kaki sebagai
pelengkap.
Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:
a. Gelung (sanggul)
b. Sesenteng (kemben songket)
c. Kain wastra
d. Sabuk prada (stagen), membelit pinggul
dan dada
e. Selendang songket bahu ke bawah
f. Kain tapih atau sinjang, di sebelah
dalam
g. Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki
sebagai pelengkap.
4) Rumah Adat
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali
(bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya
Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan
tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan
dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek
tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan
merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik
antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali
selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam
hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol
dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga
berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.
5) Bahasa
Bali sebagian besar menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia,
sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Bahasa
Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing utama bagi masyarakat Bali yang
dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2
yaitu, bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar, dan bahasa
Bali Mojopahit yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus.
0 komentar:
Posting Komentar